Profesor ini sempat berpindah kampus lalu memilih Polsri

Sempat kuliah di Teknik mesin Unsri, tetapi ditahun keduanya  beliau memutuskan keluar dan memilih kuliah di Politeknik Negeri Sriwijaya (Red; Politeknik UNSRI dahulu). Alasanya karena ia melihat prospek pendidikan Politeknik yang sangat baik kala itu. Beberapa Tenaga pengajarnya / instruktur didatangkan langsung dari luar negeri, hasil kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Konfederasi Swiss pada pilot projet berdirinya Politeknik di Indonesia.  Kini alumni Teknik Mesin tahun 1985 tersebut sudah meraih gelar tertinggi dalam dunia pendidikan yaitu Guru Besar (Profesor) yang ia raih pada International Islamic University Malaysia tahun 2011, sebuah capaian yang tak mudah dan dilakukan atas kedisplinan, ketekunan dan kecintaanya dengan ilmu pengetahuan. Dialah Professor Erry Yulian T. Adesta, PhD, CEng (UK), MIMechE, IPM (PII) Ketua Wilayah Luar Negeri Ikatan Alumni (IKA) Politeknik Negeri Sriwijaya.

Erry lahir di Palembang pada tanggal 13 Juli 1962. Ia adalah putra pertama, dengan tujuh bersaudara, dari Edward Jarjis bin Sutan Malihan dan Roslaini binti Anwar Hamzah. Ayahnya adalah seorang guru di SMK 2 Palembang ( dahulu STM 1) , dan ibunya adalah seorang perawat di rumah sakit PT Stanvac Indonesia di Sungai Gerong, Sumatera Selatan yang kini menjadi berubah menjadi Rumah Sakit Pertamina Plaju. Erry menikah dengan Tritayana binti M. Yasin pada tahun 1987  saat menempuh pendidikan di Huddersfield, Inggris. Ia memiliki tiga orang putra, semuanya lahir di Inggris: Dr. Fajar Englando Alan Adesta,Sp.PD (lahir di Huddersfield tahun 1988) ; Fadhli Zil Ikram Adesta, BSc (Pharm) (Hons) (lahir di Birmingham tahun 1991), seorang apoteker di Specialist Compounding Pharmacy Singapura; dan Fayez Ghazi Mutasim Adesta (lahir di Huddersfield pada 1999), seorang sarjana hukum dari International Islamic University Malaysia .

Sejak tahun 2007 Erry bekerja sebagai dosen pada International Islamic University Malaysia. Karena prestasinya, Erry bahkan sempat dipercaya menjadi Dekan pada Faculty of Engineering, International Islamic University Malaysia (IIUM) sebuah jabatan yang sebenarnya hanya boleh diemban warga negara Malaysia. Walau kini sudah mapan dan tinggal di luar negeri. Erry tidak melupakan tanah air maupun almamaternya Polsri, ia tetap rendah hati dan aktif dikepengurusan alumni. Tak jarang ia juga diminta berbagi ilmu, mengisi seminar dan menjadi dosen tamu di banyak Perguruan Tinggi di tanah air. Bahkan ia pernah digadang  menjadi kandidat Rektor Universitas Indonesia beberapa tahun yang lalu.

Satu hal yang menjadi kenangan semasa kuliah di Politeknik Sriwijaya adalah tingkat kedisplinan yang diterapkan. Kewajiban mengikuti Pendidikan Dasar Militer ( Kini DIKSARLIN) bagi mahasiswa baru menjadi kenangan tersendiri baginya. Masa itu pernah bersedih hati, manakala melihat teman kuliahnya dikeluarkan (Drop Out)  dari Politeknik karena tingkat kedisplinan yang tinggi terhadap peraturan akedemik Politeknik yang diterapkan. Erry berharap Politeknik Negeri Sriwijaya tetap mempertahankan prestasi dan tradisi disiplin ini dengan tetap mengikuti perkembangan zaman tentunya. Erry berpesan kepada adik adik mahasiswa maupun yuniornya sesama alumni Polsri untuk tetap selalu memiliki impian dan cita cita yang tinggi, tidak boleh minder dan terus mengasah kemampuan diri dengan tidak lupa selalu mengharap Ridho Ilahi Rabbi. 

link Instagram beliau : https://www.instagram.com/erryyuliant/

Leave a Reply

Your email address will not be published.